Suatunegara yang dianggap menggunakan pemerintahan oligarki, juga dapat disebut sebagai oligarki (seperti dalam pandangan orang di luar bangsa yang menganggap jika bangsa tersebut selalu menindas rakyatnya demi kepentingan politik). Selain itu, oligarki juga bisa merujuk pada kelas orang yang mempunyai kekuasaan di dalam sistem pemerintahan. terjadi kesepakatan di antara setidaknya selusin ilmuwan AdministrasiNegara merupakan fenomena social, suatu perwujudan tertentu didalam masyarakat modern eksistensi dari pada administrasi ini berkaitan dengan organisasi artinya administrasi itu terdapat didalam suatu organisasi, jadi barang siapa yang ingin mengetahui adanya administrasi dalam masyarakat ia harus mencari dahulu suatu organisasi Fast Money. Skip to content Kalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikel Home Β» Lifestyle Β» Ciri dan Tokoh Dunia yang Memiliki Gaya Kepemimpinan Otoriter Dibaca Normal 7 Menit Ciri dan Tokoh Dunia yang Memiliki Gaya Kepemimpinan Otoriter Gaya kepemimpinan otoriter, kurang cocok bagi sebagian negara atau lembaga untuk digunakan, tapi bukan berarti gaya tersebut tidak efektif. Kali ini, Finansialku mengajak sobat Finansialku untuk melihat bagaimana ciri-ciri dari tokoh dunia yang menganut gaya kepemimpinan otoriter. Kita simak yuk… Diktator dan OtoriterPemimpin dengan Gaya Kepemimpinan Otoriter1 Mustafa Kemal Ataturk2 Fidel Castro3 Soeharto4 Saddam HusseinGaya Dalam MemimpinKarakteristik atau Ciri-ciri Kepemimpinan Otoriter Diktator dan Otoriter Mungkin ada yang bertanya-tanya apakah kaitannya antara Diktator dan gaya kepemimpinan Otoriter. Supaya tidak bingung, mari simak berikut ini pengertian dari arti kata Diktator dan Otoriter. Pengertian Diktator adalah seorang pemimpin sebuah negara atau lembaga yang memimpin dengan otoriter dan kejam serta turut menindas rakyatnya. Sementara pengertian Otoriter adalah sebuah paham pemerintahan dalam sebuah negara atau wilayah yang meletakkan segala bentuk kekuasaan pada negara atau pemimpin negara tersebut tanpa memperhatikan aspek-aspek kebebasan individu. Maka dapat dikatakan seseorang yang dapat disebut diktator jika memenuhi dua ketentuan yaitu mereka yang memimpin dengan gaya otoriter dan menindas rakyat. Dengan begitu, tidak setiap pemimpin yang memakai gaya kepemimpinan otoriter memiliki pandangan negatif yang akan menyiksa rakyatnya. Otoriter hanya sebuah gaya kepemimpinan yang terpusat pada pemimpin dan negaranya. Pada kenyataannya dalam dunia modern ini, di mana sebuah negara atau lembaga memiliki kebebasan dalam bersuara dan mengekspresikan pendapatnya, masih ada pemimpin-pemimpin yang menjalankan kelembagaannya secara efektif dengan gaya kepemimpinan otoriter. [Baca Juga Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan] Sebut saja sebagai contoh para pemimpin negara seperti Presiden Amerika Donald Trump, Presiden Brazil Jair Bolsonaro dan Presiden Filipina Rodrigo Deuterte. Para Presiden kenamaan ini, dapat menduduki posisi puncak sebagai orang nomer satu di negara bukan dengan peperangan atau dengan kudeta. Melainkan secara sah melalui pemilihan umum, dimana suara terbanyak yang dapat menentukan. Sekalipun, jika mungkin kemenangan di pihak mereka dilakukan dengan cara yang terkesan agresif. Sosok pemimpin dengan gaya kepemimpinan otoriter, secara positif menggambarkan seseorang yang kuat dan dapat menjalankan aturan dengan tegas, tertib dan akan sangat didambakan bagi mereka yang menyukai kepatuhan dan keteraturan. Walau sesungguhnya, perlu juga mempertimbangkan karakter keras yang mungkin akan berdampak negatif nantinya. Kelebihan dan kekurangan dari para pemimpin otoriter ini, dapat kita pelajari dari sebuah bangsa dan fenomena sejarah mereka. dapat juga kita pelajari dampak yang ditimbulkan para pemimpin otoriter. Pemimpin dengan Gaya Kepemimpinan Otoriter Finansialku akan membahas siapa saja pemimpin dunia yang menganut gaya kepemimpinan otoriter, berikut ulasannya 1 Mustafa Kemal Ataturk Runtuhnya kesultanan Usbani di tahun 1922 setahun setelahnya Ataturk menjabat sebagai presiden Republik Turki. Ataturk membentuk Partai Rakyat dan membentuk rezim partai tunggal dengan mencanangkan cita-cita suatu negara modern dan sekuler. Menggunakan wibawa dan kharismanya untuk memperkenalkan program reformasi secara luas. Reformasi tersebut termasuk melakukan penghapusan kekhalifahan, yang mendasari otoritas religius para sultan, dan institusi Islam. [Baca Juga Banyak Gaya Kepemimpinan di Dunia, Anda Tipe yang Mana?] Disebut dengan ideologi Kemalisme atau Ataturkisme menyatakan enam prinsip Republikanisme, nasionalisme, populisme, stateisme, sekularisme, dan revolusionisme. Di tahun 1926, Presiden Mustafa Kemal Ataturk menyingkirkan saingan politiknya dengan tuduhan konspirasi pembunuhan sebagai dakwaan. Tak lain, apa yang dilakukannya berdasarkan dengan keyakinan mengubah Turki menjadi negara modern dengan kecanggihan politik. 2 Fidel Castro Fidel Castro mendeklarasikan dirinya sebagai PM Kuba tahun 1959. Gagal menjalin hubungan diplomatik dan hubungan dagang dengan Amerika Serikat, ia menegosiasikan senjata, perjanjian kredit, dan bantuan makanan dengan Uni Soviet. Dan secara kejam memerintahkan penahanan dan eksekusi lawan-lawan politiknya. Dalam perjuangannya melawan pengaruh AS di wilayah karibia, Castro menasionalisasikan sumber-sumber daya Kuba, membentuk pertanian kolektif, dan membentuk negara sosialis satu partai, serta mengirim sejumlah besar orang kaya Kuba ke penjara. Fidel Castro seorang pemimpin yang menganut paham Marxis garis keras ketika banyak negara komunis runtuh. Sekalipun begitu, diketahui Castro merupakan seorang pemimpin yang didukung dan dicintai oleh rakyatnya. 3 Soeharto Sebagai Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto merupakan presiden terlama yang menjabat Presiden di Indonesia, yakni selama 32 tahun. Setelah berkuasa, secara tegas ia memusnahkan Partai Komunis Indonesia yang dinilai tidak sejalan dengan ideologi Pancasila. Pada jaman pemerintahannya, segala sesuatu yang berbau komunis dihancurkan. Jabatan kepresidenannya berakhir setelah masyarakat yang diwakilkan oleh mahasiswa berusaha memintanya untuk turun jabatan. Protes masyarakat ini dipicu karena makin melemahnya perekonomian Indonesia. Tahun 1998 Soeharto mundur dari jabatannya dan digantikan oleh wakilnya, Habibie. Isu beredar jika, di masa jabatannya para aktivis atau masyarakat yang bertentangan dengan kebijakannya akan di penjara juga diculik, karena terindikasi termasuk golongan komunis. 4 Saddam Hussein Saddam merupakan pemimpin Arab yang paling kukuh menentang Amerika dan Barat. Sekalipun beliau meninggal dengan cara tragis dan dihujat di Barat tetapi dipuja di jalanan kota-kota di Arab. Peristiwa 11 September 2001 dimana AS berperang melawan terorisme dan telah menjatuhkan pemerintahan Taliban di Afghanistan, bersikeras juga untuk menyerang Irak yang dituduh memiliki senjata pemusnah massal dan memiliki kaitan dengan Al Qaeda. [Baca Juga Belajar Hal Ini Dari Kepemimpinan Duterte yang Otoriter] Presiden Saddam yang dipuji sebagai pemimpin yang berani menentang Israel dan Barat. Ia merupakan simbol ketangguhan Arab melawan agresi Barat. Namun tahun 2003, setelah suatu serangan besar pasukan AS yang dibantu Inggris, berhasil menaklukan Irak. Saddam Hussein, dikabarkan ditangkap pasukan pendudukan di rumah bawah tanah di daerah kelahirannya, Tikrit. GRATISSS Download!!! Ebook Perencanaan Keuangan Entrepreneur & Freelance Gaya Dalam Memimpin Rupanya secara keseluruhan, sekalipun terkesan memiliki pandangan keras yang disertai tindakan arogan dengan mengeksekusi lawan dan penghalang mereka. Satu kecenderungan yang sama adalah tak lain untuk memuluskan jalan dan ideologi yang mereka pegang demi bangsa dan negaranya. Maka tak heran, sekalipun memiliki gaya kepemimpinan otoriter, para penguasa ini tetap memiliki pendukung yang setia. Kita pun dapat mengenal, gaya kepemimpinan otoriter seseorang dengan beberapa cirinya seperti ini. Karakteristik atau Ciri-ciri Kepemimpinan Otoriter Para pemimpin otoriter adalah seseorang berorientasi pada tugas. Pemimpin otoriter memberi instruksi dengan jelas mengenai apa yang harus dicapai, kapan harus dilakukan dan bagaimana harus dilakukan. Pemimpin mengontrol semua keputusan dan menerima sedikit masukan dari anggota. Pemimpin otoriter membuat pilihan berdasarkan ide dan penilaian mereka dan jarang menerima saran dari pengikut. Anggota kelompok akan mendapat pengawasan ketat. Peluang untuk kreatifitas terbatas dan pekerjaan cenderung sangat sangat kaku dan terstruktur Peraturan yang ada akan dijabarkan secara detail, dikomunikasikan dengan jelas, sehingga tidak ada ruang untuk menyimpang Dilihat sari sisi positifnya, Kepemimpinan otoriter akan sangat efektif dalam sebuah kondisi yang mengalami perubahan signifikan. Para pemimpin otoriter yang cakap dan ahli di bidangnya dapat diandalkan dalam membuat keputusan cepat disaat-saat kondisi dengan ketidakpastian. Ketegasan pemimpin dalam memberi arahan pada bawahan sangat penting. Dengan begitu, semua orang akan sejalan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, sehingga mengurangi motif kepentingan pribadi. Oke sobat Finansialku, kita sudah membahas; Siapa saja pemimpin dunia yang menjalankan kepemimpinannya dengan gaya otoriter, dan ciri-ciri gaya kepemimpinan otoriter. Sekarang dari apa yang sudah sobat Finansialku baca, boleh donk share apa yang kamu pelajari, tulis di kolom komentar ya. Oh ya, sobat Finansialku juga boleh lho berbagi artikel ini untuk teman-teman lainnya. Sumber Referensi Aris Kurniawan. 8 Februari 2020. Pengertian Otoritarianisme, Diktatorisme Dan Totaliterisme Lengkap. – Adi Putra. 16 Agustus 2018. 8 Pemimpin Diktator Paling Terkenal Seantero Dunia. – Sumber Gambar Gaya Kepemimpinan Otoriter 1 – Gaya Kepemimpinan Otoriter 2 – Gaya Kepemimpinan Otoriter 3 – Gaya Kepemimpinan Otoriter 4 – Seorang karyawan di sebuah perusahaan swasta di Bandung. Menyukai berbagai kegiatan dan pengalaman yang dapat menambah wawasan dalam pengembangam diri, khususnya dalam mempelajari manajemen, strategi bisnis, kuliner dan fenomena yang terjadi sehari-hari. Gunung, danau, pantai dan menikmati perbedaan kultur dan kultus di waktu lepas, menjadi cara untuk mengaktualisasi diri dan menempatkan itu semua sebagai warisan cerita dalam bersosialisasi. Related Posts Page load link Go to Top Setiap negara pasti mempunyai bentuk pemerintahan masing – masing. Ada 2 sistem yang dianut oleh negara di dunia yaitu sistem demokrasi dan otoriter. Apa sih, yang dimaksud dengan sistem demokrasi dan otoriter itu? Jadi, Negara Demokrasi adalah negara yang bentuk pemerintahan atau sistem pemerintahan dengan mewujudkan kedaulatan rakyat. Bentuk pemerintahan demokrasi yaitu dijalankan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Jadi, artinya adalah kekuasaan tertinggi di negara demokrasi ini ada di tangan rakyat. Sedangkan, kalo Negara Otoriter merupakan negara yang bentuk kekuasaannya bersifat terpusat. Kekuasaan otoriter berkebalikan dengan sistem demokrasi, karena kekuasaan otoriter yaitu kekuasaan yang terpusat dan gak melihat kebebasan individu lainnya. Semua keputusan dan kebijakan dibuat oleh pihak penguasa. Keduanya merupakan sistem pemerintahan yang bertolak belakang dan mempunyai banyak sekali perbedaan dari berbagai aspek dan kriteria. 1. Pemilihan Kepala Negara2. Lama Periode Kepala Negara3. Kebebasan Pers dan Media4. Kekuasaan Tertinggi5. Fungsi Hukum6. Ada Tidaknya Pembagian Kekuasaan7. Ada Tidaknya Perbedaan dan Keanekaragaman8. Sifat Badan Peradilan9. Asas Konstitusional10. Jumlah Partai Politik11. Fungsi Partai Politik12. Penyelesaian Masalah13. Sistem Politik14. Jaminan HAM15. Kebebasan Berpendapat 1. Pemilihan Kepala Negara Pada negara demokrasi, pemilihan kepala negara dilakukan lewat metode pemilihan umum atau pemilu secara demokratis oleh warga, dengan syarat suara terbanyak atau mayoritas yang terpilih. Sedangkan, kalo Pada negara otoriter, pemilihan umum gak dijalankan secara demokratis. Pemilu cuma dijalankan sebagai formalitas buat melanjutkan keabsahan penguasa atau pemerintahan yang udah ada, bahkan terkadang gak dilakukan pemilu sama sekali. 2. Lama Periode Kepala Negara Pada negara demokrasi, lama periode kepala negara atau presiden dibatasi secara teratur, umumnya sekitar 4 sampai 5 tahun aja. Di Indonesia, masa jabatan presiden selaku kepala negara cuma 5 tahun aja, dan cuma bisa terpilih dalam 2 periode aja. Sedangkan, Pada negara otoriter, gak ada batasan terkait kepemimpinan penguasa negara. Gak ada pergantian pimpinan negara karena penguasa atau diktator gak mau melepas jabatannya, jadi berlangsung sampai batas waktu yang gak bisa ditentukan. 3. Kebebasan Pers dan Media Di negara demokrasi, ada kebebasan pers dan media. Pers dan jurnalis bebas memberitakan pengelolaan negara oleh pemerintah. Sementara itu, Di negara otoriter, gak ada kebebasan pers. Pemerintahan berjalan tertutup dan gak bisa diberitakan oleh pers. Hal ini membuat publik gak mengetahui kebijakan pemerintahan. Pers juga dibungkam, supaya gak mengkritik dan melawan pemerintah. 4. Kekuasaan Tertinggi Kekuasaan tertinggi di negara demokrasi ada di tangan rakyat. Hal ini sesuai dengan pengertian demokrasi yang didefinisikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Kedaulatan rakyat jadi pemegang kekuasaan tertinggi di negara demokrasi. Sedangkan, kalo Kekuasaan tertinggi di negara otoriter, yaitu di pihak penguasa. Pemerintahan memegang kendali penuh pada semua aset dan sumber daya di seluruh negeri. Kekuasaan pemerintah atau penguasa gak ada batasnya di negara tersebut. 5. Fungsi Hukum Di negara demokrasi, fungsi hukum penting sebagai instrumen pelaksana kehendak rakyat, jadi semua warga bertindak sesuai aturan yang berlaku. Sementara itu, kalo Di negara otoriter fungsi hukum dipakai sebagai legitimasi program penguasa. Hukum dipakai secara sewenang-wenang dan sepihak demi kepentingan pihak penguasa. 6. Ada Tidaknya Pembagian Kekuasaan Di negara demokrasi, ada pembagian kekuasaan di setiap lembaga tertentu. Contohnya aja seperti eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Jadi, gak ada kekuasaan mutlak. Sedangkan, kalo Di negara otoriter, gak ada pembagian kekuasaan. Semua kekuasaan dipusatkan pada satu orang atau satu pihak tertentu yang berkuasa aja, jadi pihak tersebut punya kekuasaan yang mutlak dan absolut. 7. Ada Tidaknya Perbedaan dan Keanekaragaman Di negara demokrasi, ada banyak perbedaan pendapat dari tokoh – tokoh politik. Pemerintah yang berkuasa juga memaklumi dan mengakui perbedaan tersebut serta menganggap adanya keanekaragaman sebagai hal yang wajar. Sementara itu, kalo Di negara otoriter, berlaku sebaliknya. Penguasa umumnya menentang adanya perbedaan atau keanekaragaman. Kalo ada yang mempunyai pendapat dan sikap yang berbeda dengan penguasa, maka orang itu akan ditangani dan segera ditumpas. 8. Sifat Badan Peradilan Di negara demokrasi, badan peradilan bekerja dengan bebas dan adil. Gak ada intervensi hukum dari pihak lain terhadap proses peradilan yang berjalan. Semua aturan hukum dan peradilan harus berlangsung adil, jujur, dan tanpa intervensi. Sementara itu, kalo Di negara otoriter, badan peradilan pada negara otoriter gak bersifat bebas. Jadi artinya, sering terjadi intervensi dari pihak penguasa atau pihak lainnya pada proses hukum dan peradilan di sebuah negara otoriter. 9. Asas Konstitusional Di negara demokrasi, pemerintahan berlandaskan konstitusional dan hukum yang disepakati sebelumnya. Artinya segala penyelanggaraan pemerintahan punya dasar hukumnya dan harus sesuai dengan konstitusi, misalnya kalo di Indonesia harus sesuai UUD 1945. Sementara itu, kalo Di negara otoriter, pemerintahan gak berlandaskan konstitusional. Negara otoriter menjalankan pemerintahan secara sewenang-wenang sesuai dengan kehendak penguasanya, tanpa perlu memperhatikan konstitusi atau aturan tertentu. 10. Jumlah Partai Politik Di negara demokrasi, mempunyai partai politik yang jumlahnya lebih dari satu partai. Contohnya di Amerika Serikat, ada 2 partai politik yaitu partai Demokrat dan partai Republik. Di Indonesia, jumlah partai politik lebih banyak lagi, pernah mencapai lebih dari 20 parpol. Sementara itu, kalo Di negara otoriter, umumnya ada 1 partai politik aja. Sistem yang dipakai yaitu cuma 1 partai politik atau mungkin beberapa partai politik, tapi cuma ada 1 partai yang memonopoli kekuasaan dibanding partai lain yang cuma jadi formalitas aja. 11. Fungsi Partai Politik Di negara demokrasi, fungsi partai politik yaitu sebagai sarana komunikasi timbal – balik antara pemerintah dengan masyarakat. Partai politik juga memberi edukasi dan pembelajaran politik pada orang awam serta sosialisasi terkait kebijakan politik. Sementara itu, kalo Di negara otoriter, fungsi partai politik lebih mengedepankan fungsi sebagai sarana pendoktrinan pemerintah pada masyarakat. Artinya, adanya partai politik ini mendukung penuh kebijakan pemerintah tanpa adanya partai yang jadi oposisi. 12. Penyelesaian Masalah Di negara demokrasi, dalam melakukan penyelesaian masalah ini melalui jalur demokratis dan juga musyawarah. Umumnya, penyelesaian masalah dilakukan melalui perundingan atau diskusi secara damai sampai menemukan suatu solusi atau jalan keluar bersama yang udah disepakati. Sementara itu, kalo Di negara otoriter, dalam melakukan penyelesaian masalah diputuskan secara sepihak oleh penguasa yang sekarang sedang berkuasa. Gak adanya musyawarah atau diskusi secara bersama dulu, karena penguasa punya kekuasaan mutlak jadi yang memutuskan suatu masalah penguasa tersebut secara sepihak. 13. Sistem Politik Di negara demokrasi, sistem politik berlandaskan pada keputusan rakyat dalam mengambil keputusan melalui perwakilan rakyat. Maksudnya, rakyat punya perwakilan melalui parlemen buat menentukan aturan dan keputusan yang mempengaruhi orang banyak. Sedangkan, kalo Di negara otoriter, sistem politik cuma berlandaskan pada keputusan penguasa tanpa memperlihatkan aspirasi rakyatnya sedikit pun. Jadi, disini rakyat gak mempunyai perwakilan buat memberikan suara aspirasi, jadi penguasa yang mutlak membuat aturan dan kebijakan. 14. Jaminan HAM Di negara demokrasi, sangat menjunjung tinggi HAM atau hak asasi manusia. Pemerintah melalui instrumennya menjamin perlindungan dan penegakkan HAM buat semua warga negara tanpa terkecuali. Kalo ada kasus pelanggaran HAM, pemerintah wajib buat menuntaskannya. Sementara itu, kalo Di negara otoriter, gak ada jaminan perlindungan HAM atau hak asasi manusia. Pemerintah yang berkuasa justru kerap melakukan pelanggaran HAM pada warganya yang dianggap menentang atau membahayakan pihak penguasa. 15. Kebebasan Berpendapat Di negara demokrasi, ada kebebasan berpendapat buat semua warganya. Setiap orang berhak menyampaikan aspirasi dan pendapat di muka umum, melalui orasi atau demonstrasi. Semua agenda itu dijamin oleh hukum dan undang-undang. Sedangkan, kalo Di negara otoriter, gak ada sama sekali kebebasan berpendapat buat warganya. Setiap orang dilarang menyampaikan aspirasi yang mengkritik pemerintah di muka umum. Pihak penguasa akan menumpas pihak-pihak yang mengkritiknya. Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai perbedaan Negara Demokrasi dan Negara Otoriter yang sering dianut oleh negara di seluruh dunia. Semoga dengan adanya pembahasan ini, kamu lebih paham dan tahu tentang sistem negara demokrasi dan sistem negara otoriter ΔŸΕΈΛœβ‚¬ Originally posted 0010-06-29 124700.

sebuah negara disebut otoriter jika